Jumat, 14 Juli 2017

Musik Karo, indah tapi terlupakan

A.    Perkembangan Musik Karo
Musik tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan suku karo, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam praktek adat dan budaya. Tanah karo yang merupakan daerah dataran tinggi yang subur dan memiliki dua gunung berapi yang masih aktif sehingga sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Dan dalam prakteknya suku karo banyak memasukkan unsure seni musik sebagai bagian dari kehidupan agraris itu sendiri, misalnya nyanyian dalam memanggil angin ketika “ngangin page” yaitu memisahkan padi dari sisa batang ketika panen padi, ketika “ngeria” yaitu proses untuk mendapatkan air manis atau nira dari pohon enau dan aktifitas lainya.
Dalam kegiatan adat sendiri musik juga mengambil peranan yang penting dalam suku karo, seperti misalnya dalam pesta adat pernikahan maupun kematian. Bahkan tidak hanya musik, tapi juga tarian memiliki peranan yang dominan dalam praktek peradatan. Dalam budaya suku karo tarian digunakan untuk mengekpresikan tidak saja kondisi sukacita tapi juga dukacita, dan perbedaan perayaan-perayaan tersebut bisa kita lihat dari jenis tarian dan tipikal musik yang digunakan dalam acara tersebut.
Musik karo dapat kita bagi menjadi musik karo tradisional dan musik karo modern. Musik karo tradisional merupakan alat musik asli suku karo yang secara umum dapat kita bagi menjadi dua macam musik ensambel yaitu : Gendang Telu Sidalanen dan Gendang Lima Sendalanen.
  •      Gendang Telu Sidalanen
Merupakan suatu musik ensemble yang terdiri dari tiga alat musik yang dimainkan bersamaan secara harmois, yang terdiri dari :
(1) Kulcapi/balobat,
(2) ketengketeng, dan
(3) mangkok
Dalam ensambel  ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu  Kulcapi  atau  balobat.  Pemakaian  Kulcapi atau balobat  sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda.  Sedangkan  Keteng-keteng dan  mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif. Dalam pola permainan alat musik  keteng-keteng  terdapat  sora/bunyi, penganak, gung, cak-cak  (pola ritem)  singanaki dan singindungi. Pola pukulan mangkok merupakan pukulan konstan berulang-ulang mengikuti pola permainan  penganak atau  gung dalam Gendang Lima Sendalanen.

  •      Gendang Lima Sendalanen
Gendang Lima Sendalanen  sering juga disebut dengan istilah Gendang Sarune Merupakan suatu musik ensemble yang terdiri dari lima alat musik yang dimainkan bersamaan secara harmois, yang terdiri dari 5 (lima)  buah alat musik, yaitu:
(1)  Sarune,
(2)  Gendang singanaki,
(3)  Gendang singindungi,
(4) Penganak, dan
(5) Gung
Gendang Lima Sendalanen atau Gendang Sarune inilah yang masih dilestarikan dan dapat kita temukan dalam prosesi pemakaman suku karo secara umum. Sedangkan Gendang Telu Sendalenen mungkin akan cukup sulit kita temui lagi selain di sanggar seni musik tradisional karo atau di komunitas pecinta musik karo atau juga di lingkukan gereja GBKP yang memang masih melestarikan. Meskipun banyak kita temui dalam musik modern juga telah terakulturasi antara musik karo tradisional dengan musik modern, misalnya penggunaan kulcapi atau gendang dalam gendang keyboard karo.

Sedangkan musik modern karo atau sering disebut juga dengan istilah gendang keyboard karo menggunakan alat-alat musik modern untuk mengiringi lagu karo. Musik modern dikenal dalam khazanah musik karo sekitar awal 1980-an dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa Jasa Tarigan adalah “biang kerok” masuknya musik keyboard dalam budaya musik karo. Sehingga dewasa ini sudah dikenal istilah Gendang Keyboard Karo yang umumnya kita temui pada acara pesta perkawinan, kerja tahun dan lainnya.
Selain alat-alat musik yang telah disebutkan diatas, ternyata suku karo memiliki alat musik gesek yang bernama murbab. Meskipun penulis sebelumnya tidak pernah mendengar lagi tentang jenis alat musik ini

Murbab adalah salah satu instrument musik tradisional Karo, yang merupakan alat musik  dalam kategori instrumen ber-dawai. Murbab merupakan satu-satunya alat musik tradisional Karo yang dimainkan dengan cara digesek. Dan dulunya, murbab ini dipermainkan secara solo ataupun juga ansambel sebagai melodi. Besar kemungkinan alat musik ini sudah punah
Sangat mungkin terdapat intrumen-intrumen musik karo yang lain seperti ditunjukkan pada gambar diatas yang sudah tidak dapat kita inventaris lagi. Dalam gambar diatas ditunjukkan ada gendang (disamping gambar kulcapi) yang penulis sendiri tidak pernah melihat sama sekali . Dan gambar-gambar referensi yang penulis cari juga lebih banyak menautkan ke web-web berbahasa belanda seperti tropenmuseum diatas saya tidak tahu apakah alat-alat tersebut masih disimpan disana atau mungkin juga alat-alat tersebut memang sudah punah sama sekali, wala hu alam
B.    Kulcapi
       I.            Pengenalan Kulcapi
Seperti yang sudah diuraikan diatas, Kulcapi sendiri merupakan salah satu bagian dari jenis musik ensambel karo yaitu musik “Gendang Telu Sedalanen”. Kulcapi merupakan alat musik petik berbentuk  lute yang berfungsi sebagai melodi, terdiri dari dua buah senar  (two-strenged fretted-necked lute). Dahulu kala senarnya terbuat dari akar pohon aren (enau) namun sekarang telah diganti senar metal dan juga tunning peg-nya juga telah diganti menjadi tunning peg gitar modern yang dahulunya menggunakan pohon bambu/kayu sehingga cara menyetemnya harus dengan cara menarik dahulu sumbatan setem tersebut lalu disetem. Langkup Kulcapi (bagian depan resonator  Kulcapi) tidak terdapat lobang resonator, justru lobang resonator (disebut babah) terdapat pada bagian belakang Kulcapi

II.            Nada Pada Kulcapi Karo
Sebagai informasi perlu saya beritahukan bahwa penjelasan nada yang akan penulis jelaskan merupakan penjelasan berdasarkan kesimpulan pribadi dan tidak memiliki referensi formal yang resmi dan berdasarkan pada instrument kulcapi yang penulis miliki sendiri, sehingga ketidaksesuain mungkin saja terjadi dikarenakan oleh peletakan fret pada finger board yang berbeda jarak dan ukurannya pada masing-masing kulcapi tergantung pada si pembuat kulcapi sendiri, karna seperti yang kita ketahui belum ada standarisasi yang baku dan formal pada pembuatan kulcapi.
Sejatinya pada kulcapi karo pada awalnya tidak pernah dipasangkan fret/pembatas nada seperti yang banyak kita temukan sekarang ini, sehingga dalam penentuan nada ketika bermain sebenarnya lebih mirip biola daripada gitar. Namun untuk memudahkan pemain dan kejelasan bunyi yang dihasilkan maka banyak pembuat kulcapi sekarang yang sengaja menambahkan sendiri fret pada finger board kulcapi karo.
Pada umumnya terdapat 5 fret yang dipasang pada kulcapi, namun untuk mencapai nada satu oktav kita harus memainkannya sampai pada fret 9 pada fret transparent (yang tidak terpasang). Namun secara umum nada pada kulcapi karo dapat dijelaskan sebagai berikut:
Contoh, untuk interval nada mayor dimana: do=C dapat ditulis sbb:

Penyeteman nada pada setiap fret kulcapi pada umumnya dapat dilihat seperti gambar berikut:
III.            Cara Bermain Kulcapi
Kulcapi sendiri merupakan alat musik yang sering difungsikan sebagai melodi karna hanya memiliki dua senar meskipun bisa digunakan untuk mengisi intensitas kord dengan memainkan 2 nada kord secara bersamaan misalnya nada do danmi untuk bermain di kord C Mayor yang seharusnya terdiri dari 3 nada yaitu do, mi dan sol. Sebagai fungsi melodi karna keterbatasan pengetahuan secara teoritis penulis hanya bisa menyarankan untuk langsung melakukan praktek. Untuk memainkan melodi di kulcapi sebenarnya tidaklah terlalu rumit apalagi dilengkapi dengan kemampuan bermain gitar tentu akan sangat menolong karna tinggal membiasakan diri dengan letak nada di tiap fret yang dimiliki kulcapi.Secara umum musik etnik di Indonesia menggunakan jenis lima tangga nada mayor atau Major Pentatonic Scales, Beda halnya dengan musik Karo, meskipun sebenarnya juga ditemukan skala mayor namun ciri Karo-nya lebih dikenal skala minor (minor scale) ditambah dengan rengget (melisma) sebagai gaya baik dalam menyanyi maupun instrumen musik. Nah rengget/melisma inilah yang merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh musik karo. Dalam memainkan Kulcapi, lobang resonator (babah) tersebut juga berfungsi untuk mengubah warna bunyi (efek bunyi) dengan cara  tonggum, yakni suatu teknik permainan  Kulcapi dengan cara mendekapkan seluruh/sebagian babah Kulcapi ke badan pemain Kulcapi secara berulang dalam waktu tertentu. Efek bunyi Kulcapi  yang dihasilkan melalui tehnik tonggum ini hampir menyerupai efek bunyi echo pada alat musik elektronik pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hyperduty Season VI

SMA Negeri 5 Depok Proudly Presents HYPERDUTY SEASON 6 Date: Sunday, August 6th 2017 Guest Stars: Sheila on 7 JKT 48...